KKN-PMM Universitas Warmadewa Sosialisasi dan Pendampingan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk

July 01, 2025 |
Reduced Inequality
KKN-PMM Universitas Warmadewa Sosialisasi dan Pendampingan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk
KKN-PMM Universitas Warmadewa Sosialisasi dan Pendampingan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN-PMM) Universitas Warmadewa (Unwar) Periode I Tahun 2025 menggelar sosialisasi dan pendampingan pengolahan sampah organik (sampah dapur, red) yang nantinya menjadi produk olahan yang bermutu ekonomis. Kegiatan ini melibatkan warga Banjar Buaji Sari Kelurahan Sumerta, khususnya ibu-ibu PKK yang dilaksanakan di lokasi Banjar Buaji Sari, Minggu 9 Januari 2025.

 

Pada kesempatan tersebut Dosen Pembimbing KKN-PMM Universitas Warmadewa, Ir. Ni Ketut Sri Rukmini, MP., yang merupakan Dosen Pembimbing dari Fakultas Pertanian turut hadir memberikan materi dan praktek lapangan kepada ibu-ibu PKK. Sri Rukmini menyampaikan bahwa sampah hingga saat ini menjadi masalah yang meresahkan dimana setiap hari kapasitas sampah terus meningkat.

Semakin banyaknya sampah, apabila tidak ditangani akan mencemari lingkungan, ketika sampah tanpa pengelolaan secara baik dan benar, kerugian akan dirasakan karena timbulnya banjir, menurunnya kandungan organik kebun dan pertanian. Sanitasi lingkungan makin buruk dan ancaman meningkatnya berbagai penyakit. Dengan dikelolanya akan menjadi berkah yang bernilai ekonomis.

“Di Banjar Buaji Sari ini warga setempat baru tahap pemilahan sampah organik dan anorganik, belum sampai ke tahap pengolahan. Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai secara alamiah di alam, juga bisa dimanfaatkan masyarakat kecil,” ucapnya.

Sampah organik bisa dibagi 2 jenis yaitu sampah organik basah dan kering. Sampah organik basah memiliki kandungan air yang cukup tinggi seperti sisa sayuran, makanan, dan buah-buahan. Sampah organik kering memiliki kandungan air yang sedikit hingga tidak ada, contoh: ranting pohon, dedaunan kering, tulang belulang, dsb.

Sampah anorganik terdiri dari bahan yang bukan berasal dari hewan dan tumbuhan serta tidak mudah hancur secara alami yang perlu dikelola dengan bantuan mesin. “Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk organik (padat/kompos) dan pupuk organik cair (POC) yang dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di sekitar lingkungan keluarga/rumah tangga,” ungkapnya.

Bersama Ir. I Gede Sutapa, M.Si., Sri Rukmini memberikan penyuluhan dan pendampingan cara pembuatan pupuk organik menjadi kompos dan POC kepada masyarakat khususnya ibu-ibu PKK Br, Buaji sari Kelurahan Sumerta, disaksikan oleh Lurah, Kepala Lingkungan dan Bendesa Adat. Peserta terlihat sangat antusias mengikuti sosialisasi dan diskusi aktif, mengingat banyak manfaat pupuk seperti peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan kesuburan tanah, dan memberikan nutrisi untuk tanaman, begitu juga pupuk cair (POC) yang dihasilkan dari sampah organik yang mengandung nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman, sehingga membantu pertumbuhan tanaman yang lebih baik.

Koordinator KKN-PMM Unwar di Kelurahan Sumerta, Ngurah Panji Antara mengatakan, sosialisasi dan pendampingan pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik merupakan salah satu program kerja yang disusun untuk membantu desa dalam mengatasi permasalahan sampah, khususnya sampah organik untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan. Lokasi di Banjar tersebut hanya tahap bank sampah, yaitu pemisahan sampah organik dan an organik belum adanya pengolahan sampah organik menjadi pupuk baik pupuk padat atau kompos maupun pupuk cair (POC).

“Dengan dukungan penuh dari masyarakat, pemerintah, desa dan ibu-ibu PKK, upaya ini kami harapakan dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat di tempat,” ujarnya. BWN-03

sampah pupuk POC