Program Kemintraan Masyarakat (PKM) Universitas Warmadewa (Unwar) melakukan pendampingan terhadap siswa Tata Boga STU Tangeb, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dalam pembuatan produk bakery inovatif pada Senin 16 Juni 2025. Tim PKM yang diketuai Ir. Anak Agung Made Semariyani, M.Si., berupaya meningkatkan pemahaman siswa mengenai standar keamanan pangan, sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang berlaku dan aman untuk dikonsumsi.
Anak Agung Made Semariyani memaparkan dasar pelasanaan PKM kaali ini karena melihat industri pangan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki nilai gizi tinggi, aman dikonsumsi, serta sesuai dengan tren pasar. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan ini adalah melalui pengolahan pangan inovatif berbasis bahan hasil pertanian yang dapat memberikan manfaat gizi lebih baik serta mendukung diversifikasi pangan. Dalam hal ini, pendidikan vokasi, khususnya pada bidang tata boga, memiliki peran penting dalam mencetak sumber daya manusia yang terampil dalam menciptakan produk pangan berkualitas berkualitas.
“Pengabdian dilakukan di SMK Teknik Ukir (STU) Tangeb, yang terletak di Kelurahan Abianbase, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) yang memiliki program studi Tata Boga. Dengan adanya program ini, STU Tangeb memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk olahan pangan yang variatif, bergizi, aman dikonsumsi, serta disukai oleh konsumen. Namun, dalam praktiknya, masih terdapat berbagai kendala yang dihadapi oleh siswa dan tenaga pengajar dalam mengembangkan produk bakry yang inovatif dan berkualitas,” terangnya didampingi anggota Tim Ir. I Wayan Sudiarta, M.P., dan Ni Luh Putu Putri Setianingsih, S.Si, M.Si., serta melibatkan Mahasiswa Maria Reinaldis Jebaut Subin dan Fransiska Sisilia Bheni.
Lebih lanjut diampaikan berdasarkan observasi awal, terdapat beberapa permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan produk bakery di STU Tangeb. Salah satu permasalahan yang menonjol adalah kualitas produk yang belum konsisten.
“Proses produksi masih menghadapi kendala dalam mencapai standar mutu yang stabil, sehingga kualitas produk bakery yang dihasilkan cenderung bervariasi. Hal ini dapat mempengaruhi daya saing produk di pasar dan mengurangi minat konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Selain itu, kemasan produk yang digunakan masih tergolong sederhana dan kurang menarik. Desain kemasan yang ada belum sepenuhnya memenuhi standar pengemasan yang baik, padahal kemasan memiliki peran penting dalam meningkatkan daya tarik serta nilai jual suatu produk. Kemasan yang menarik dan informatif dapat membantu produk lebih mudah dikenali serta meningkatkan daya saing di pasaran,” ujarnya.
Permasalahan lainnya adalah kurangnya pengetahuan siswa dan tenaga pengajar dalam bidang manajemen usaha dan strategi pemasaran. Minimnya pemahaman mengenai aspek pembukuan, pengelolaan produksi, serta strategi pemasaran yang efektif menyebabkan produk bakery yang dihasilkan sulit berkembang di pasar yang lebih luas. Keterbatasan dalam pengelolaan usaha ini berpotensi menjadi hambatan dalam membangun bisnis yang berkelanjutan dan kompetitif.
Selain itu, keterbatasan teknologi pengolahan dan peralatan produksi juga menjadi kendala dalam meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi. “Teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan bakery masih belum optimal, sehingga proses produksi belum berjalan secara maksimal. Selain itu, kurangnya peralatan yang memadai juga berdampak pada kualitas akhir produk, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang tepat guna mengatasi berbagai permasalahan ini agar produk bakery yang dihasilkan dapat memiliki kualitas yang lebih baik dan berdaya saing tinggi,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan PKM bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai standar keamanan pangan, sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang berlaku dan aman untuk dikonsumsi. “Melalui pelatihan yang diberikan, siswa akan memahami pentingnya penerapan prosedur keamanan pangan dalam setiap tahap produksi, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga penyimpanan dan distribusi produk bakery,” ucapnya.
Selain itu, pelatihan manajemen usaha dan strategi pemasaran juga akan diberikan kepada siswa dan tenaga pengajar. “Mereka akan dibekali dengan pengetahuan mengenai pengelolaan usaha, pembukuan, serta strategi pemasaran yang efektif agar produk bakery yang dihasilkan dapat lebih dikenal dan memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasaran. Dengan memahami aspek-aspek tersebut, kami harapkan siswa mampu mengelola usaha secara lebih profesional dan dapat memperluas jangkauan pasar produk mereka,” ucapnya berharap.
Untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi dan kualitas produk, Tim PKM Unwar memberikan bantuan peralatan pengolahan agar proses produksi dapat berjalan lebih efisien dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Selain itu, dukungan berupa modal usaha akan disediakan guna membantu pengembangan produksi lebih lanjut, sehingga usaha bakery yang dijalankan dapat berkembang secara berkelanjutan dan mampu bersaing di industri makanan.
Kepala STU Tangeb, I Made Rai Ariwibawa, S.T., mengucapkan apresiasi atas PKM Unwar syang dilaksnakan di sekolah tersebut karena sangat membantu terutama dalam memberikan pemahaman yang memadai mengenai prosedur pengolahan pangan yang baik serta penerapan sanitasi dan higiene yang sesuai standar.
“ Tim PKM Unwar juga menambah pengetahuan siswa tentang desain kemasan dan label produk yang memenuhi standar pemasaran yang baik dan menarik, sehingga mampu menarik perhatian konsumen dan meningkatkan daya saing di pasar,” ucapnya.
Ketua Tim PKM Unwar memaparkan solusi yang diberikan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mitra diantaranya dengan program penyuluhan pengetahuan mengenai cara pengolahan yang baik, sanitasi dan higiene. Kemudian memperbaiki kemasan serta pelabelan produk dengan merancang kemasan dan label dengan tampilan yang lebih menarik.
“Kami juga memperbaiki teknologi dalam pengolahan bakery sehingga proses menjadi lebih efisien dan kualitas produk menjadi lebih baik dan memenuhi standar mutu, sehingga produk olahan pangan yang sudah ada menjadi produk inovatif,” ujarnya.
Disisi laian pihaknya juga merancang program peningkatan pengetahuan tentang kewirausahaan, manajemen usaha, pembukuan dan strategi pemasaran. Yang dirangkaiakn dengan memberikan pengetahuan mengenai cara untuk mendapatkan Ijin Produksi dari instansi terkait. Serta memberikan bantuan peralatan agar dapat berproduksi dalam kapasitas memadai dan modal usaha untuk berproduksi lebih lanjut.